Senin, 12 November 2018

Sejarah Komputer


Komputer adalah sebuah perangkat yang banyak digunakan untuk membantu pekerjaan dengan cepat. Namun kalo melihat komputer sekarang semakin canggih, ukurannya sudah kecil dan elegan, tidak seperti dahulu ukurannya besar dan pokoknya tidak praktis.
Maka dari itu komputer memiliki sejarah perkembangan dari banyak generasi mulai dari perkembangan ukuran, kecanggihan, daya tahan, efisien, dan praktis.

Komputer Generasi Pertama ( 1946 – 1959 ) Tabung Vakum



Pada awal tahun 1946 muncul komputer dengan komponen dasarnya yaitu tabung vakum. Tabung vakum ini dianggap tidak efisian dikarenakan menghasilkan panas yang berlebihan dan juga banyak menyerap daya listrik pada saat bekerja. Nama komputer ini disebut ENIAC ( Electric Numerical Integrator and Computer ) yang dibuat oleh Mauchly dan Echert. ENIAC menggunakan 18.000 tabung yang ukurannya 1800 kaki persegi dan berat mencapai 30 ton.
            ENIAC itu menggunakan bahasa mesin dimana merupakan bahasa pemograman yang paling dasar dan hanya dipahami oleh komputer saja. Komputer ini memiliki keterbatsan dalam memecahkan suatu masalah dalam satu waktu. Untuk melakukan input digunakan kartu berlubang ( punched cards ) dan pita kertas, dan output yang dihasilkan yaitu print out. Walaupun dengan fungsi yang terbatas, biaya pembuatan komputer ini terbilang luar biasa mahalnya yaitu sekitar satu juta dollar.

Komputer Generasi Kedua ( 1959 – 1965 ) Transistor

Awal kemunculan komputer ini karena adanya teknologi transistor yang menggantikan peranan komputer generasi pertama yaitu tabung vakum. Dengan adanya teknologi transistor membuat banyak perkembangan komputer. Ukuran transistor yang kecil, menghasilkan panas yang sedikit, dan juga tingkat kegagalannya lebih kecil dibandingkan tabung vakum. Hasilnya komputer pada generasi kedua lebih kecil, lebih cepat dan juga lebih murah dibandingkan komputer generasi pertama.
            Pada komputer ini perkembangannya yaitu pada bahasa pemogramannya dari bahasa mesin digantikan dengan bahasa assembly atau biasa disebut bahasa simbolik. Berarti programmer dapat memberikan instruksi berupa kata-kata. Pada saat yang sama bahasa pemogramman tingkat tinggi juga mulai berkembang seperti Common Business-Oriented Language (CBOL) dan Formula Translator (FORTRAN).

Komputer Generasi Ketiga ( 1965 – 1971 ) Integrated Circuit

            Dengan memakai komponen komputer yaitu IC ( Integrated Circuit ) yang menggantikan transistor pada komputer generasi kedua. Didalam sebuah IC tersebut terdapat transistor, kapasitor, dan resistor disusun menjadi satu komponen. IC pertama kali dikembangkan oleh Jack Kilby seorang insinyur listrik, dengan penemuannya ini memberi peningkatan yang luar biasa pada kecepatan dan efisiensi sebuah komputer. Ini adalah komputer pertama yang bisa menggunakan keyboard dan monitor dengan interface sistem operasi.

Komputer Generasi Keempat ( 1971 – Sekarang ) Microprosesor

            Pada generasi ini komputer menggunakan komponen yaitu mikroprosesor, mikroposesor terdiri dari banyak transistor dan elemen sirkuit lainnya yang di jadikan dalam sebuah chip. Perusahaan Intel yang pertama kali membuat chip ini yaitu namanya Intel 4004 Chip, ini termasuk langkah awal untuk perkembangan komputer yang menggantikan generasi sebelumnya. Selain itu adanya perkembangan lain pada tahun 1971 komputer pertama buatan IBM yang di desain khusus pengguna rumah dan tahun 1984 Macinthos pertama kali juga dipernalkan oleh Apple. Dengan melihat perkembangan digenerasi ini muncul ide untuk menciptakan sebuah jaringan komputer, akhirny berkembang terus dan munculnya internet. Perkembangan besar lainnya yaitu terciptanya Graphical User Interface ( GUI ), mouse, dan masih banyak perkembangan lainnya hingga menghasilkan sebuah komputer yang bisa dibawa kemana-mana disebut laptop.
https://www.nesabamedia.com/sejarah-komputer-dan-perkembangan-komputer/

Senin, 08 Oktober 2018

Organisasi & Arsitektur Komp. tentang Sistem Bilangan

Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16). Berikut penjelesan mengenai 4 Sistem Bilangan ini :
 

1. Desimal (Basis 10)
Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).
Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut, misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :


Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini. 
Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut : 
Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan : 
 
2. Biner (Basis 2) 
Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1. Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner 1001, Ini dapat di artikan (Di konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut : 
Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan perpangkatan dari nilai 2 (basis), seperti pada tabel berikut ini : 
Berarti, Bilangan Biner 1001 perhitungannya adalah sebagai berikut : 


3. Hexadesimal (Basis 16)

Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10 adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11), C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10B mewakili angka 11 dan seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15

Contoh Hexadesimal F3D4, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :



Position Value dalam Sistem Bilangan Hexadesimal merupakan perpangkatan dari nilai 16 (basis), seperti pada tabel berikut ini :


Berarti, Bilangan Hexadesimal F3DA perhitungannya adalah sebagai berikut :
 
4. Oktal (Basis 8)
Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. : Position Value dalam Sistem Bilangan Oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8 (basis), seperti pada tabel berikut ini : Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai berikut :
Contoh Oktal 1024, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut





 

KONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DESIMAL, HEXADESIMAL

Kali ini saya ingin memposting tentang cara konversi empat jenis bilangan yakni:
  • Bilangan biner (Bilangan berbasis dua, bilangannya: 0,1)
  • Bilangan octal (Bilangan berbasis delapan bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7)
  • Bilangan desimal (Bilangan berbasis sepuluh, bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9)
  • Bilangan hexadesimal (Bilangan berbasis enam belas, bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F)
Untuk pengertian jenis-jenis bilangan bisa dibaca di post saya sebelumnya.

Konversi bilangan adalah proses mengubah bentuk bilangan satu ke bentuk bilangan lain yang memiliki nilai yang sama. Misal: nilai bilangan desimal 12 memiliki nilai yang sama dengan bilangan octal 15; Nilai bilangan biner 10100 memiliki nilai yang sama dengan 24 dalam octal dan seterusnya.



Konversi bilangan biner, octal atau hexadesimal menjadi bilangan desimal.
Konversi dari bilangan biner, octal atau hexa menjadi bilangan desimal memiliki konsep yang sama.Konsepnya adalah bilangan tersebut dikalikan basis bilangannya yang dipangkatkan 0,1,2 dst dimulai dari kanan. Untuk lebih jelasnya silakan lihat contoh konversi bilangan di bawah ini;
  • Konversi bilangan octal ke desimal. 
    Cara mengkonversi bilangan octal ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 8 (basis octal) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 137(octal) = (7x80) + (3x81) + (1x82) = 7+24+64 = 95(desimal).
    Lihat gambar:
  • Konversi bilangan biner ke desimal.
    Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 2 (basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 11001(biner) = (1x20) + (0x21) + (0x22) + (1x2) + (1x22) = 1+0+0+8+16 = 25(desimal).
  • Konversi bilangan hexadesimal ke desimal.
    Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 16 (basis hexa) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 79AF(hexa) = (Fx20) + (9x21) + (Ax22) = 15+144+2560+28672 = 31391(desimal).
Konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner, octal atau hexadesimal.
Konversi dari bilangan desimal menjadi biner, octal atau hexadesimal juga memiliki konse yang sama. Konsepnya bilangan desimal harus dibagi dengan basis bilangan tujuan, hasilnya dibulatkan kebawah dan sisa hasil baginya (remainder) disimpan. Ini dilakukan terus menerus hingga hasil bagi < basis bilangan tujuan. Sisa bagi ini kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga yang paling awal dan inilah yang merupakan hasil konversi bilangan tersebut. Untuk lebih jelasnya lihat pada contoh berikut;
  • Konversi bilangan desimal ke biner.
    Cara konversi bilangan desimal ke biner adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 2 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 2. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh:

    125(desimal) = .... (biner)
    125/2 = 62 sisa bagi 1
    62/2= 31    sisa bagi 0
    31/2=15     sisa bagi 1
    15/2=7       sisa bagi 1
    7/2=3         sisa bagi 1
    3/2=1         sisa bagi 1

    hasil konversi: 1111101
    Lihat gambar:
  • Konversi bilangan desimal ke octal.
    Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 8 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 8. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh lihat gambar:
  • Konversi bilangan desimal ke hexadesimal. 
    Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 16 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 16. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Apabila sisa bagi diatas 9 maka angkanya diubah, untuk nilai 10 angkanya A, nilai 11 angkanya B, nilai 12 angkanya C, nilai 13 angkanya D, nilai 14 angkanya E, nilai 15 angkanya F. Contoh lihat gambar:

Konversi bilangan octal ke biner dan sebaliknya.

  • Konversi bilangan octal ke biner.
    Konversi bilangan octal ke biner caranya dengan memecah bilangan octal tersebut persatuan bilangan kemudian masing-masing diubah kebentuk biner tiga angka. Maksudnya misalkan kita mengkonversi nilai 2 binernya bukan 10 melainkan 010. Setelah itu hasil seluruhnya diurutkan kembali. Contoh:
  • Konversi bilangan biner ke octal.
    Konversi bilangan biner ke octal sebaliknya yakni dengan mengelompokkan angka biner menjadi tiga-tiga dimulai dari sebelah kanan kemudian masing-masing kelompok dikonversikan kedalam angka desimal dan hasilnya diurutkan. Contoh lihat gambar:

Konversi bilangan hexadesimal ke biner dan sebaliknya.
  • Konversi bilangan hexadesimal ke biner.
    Sama dengan cara konversi bilanga octal ke biner, bedanya kalau bilangan octal binernya harus 3 buah, bilangan desimal binernya 4 buah. Misal kita konversi 2 hexa menjadi biner hasilnya bukan 10 melainkan 0010. Contoh lihat gambar:
  • Konversi bilangan biner ke hexadesimal.
    Teknik yang sama pada konversi biner ke octal. Hanya saja pengelompokan binernya bukan tiga-tiga sebagaimana pada bilangan octal melainkan harus empat-empat. Contoh lihat gambar:
Konversi bilangan hexadesimal ke octal dan sebaliknya
  • Konversi bilangan octal ke hexadesimal.
    Teknik mengonversi bilangan octal ke hexa desimal adalah dengan mengubah bilangan octal menjadi biner kemudian mengubah binernya menjadi hexa. Ringkasnya octal->biner->hexa lihat contoh,
  • Konversi bilangan hexadesimal ke octal.Begitu juga dengan konversi hexa desimal ke octal yakni dengan mengubah bilangan hexa ke biner kemudian diubah menjadi bilangan octal. Ringkasnya hexa->biner->octal. Lihat contoh;

Rabu, 05 September 2018

Algoritma & Pemograman Kasus Teknik Elektro Catu Daya

Disini saya akan menceritakan bagaimana proses pembutan catu daya dalam tugas kasus elektro berikut ini. Dengan mula-mula diberikan tugas dari lab praktikum elektronika dasar untuk membuat Catu daya atau biasa kita kenal dengan power supply. Dimana diminta tegangan keluaran yaitu 5 V, 12 V, dan 1,25-30 V. Dengan bentukan output seperti itu kita diberikan pula skematik rangkaiannya. Berikut gambar skematik rangkain 5V
Dengan rangkain skematik seperti ini kita bisa dapatkan output sebesar 5 V. Dengan komponen yang ada pada skematik dengan rancangan seperti itu didapat keluaran yang maksimal presisnya mendekati output yang diinginkan.  Dengan langkah-langkah pembuatan yang kita jabarkan kedalam flow chart akan seperti dibawah ini:
Dengan flowchart diatas kita dapat lebih mudah menerjemahkan pembuatan catu daya berdasarkan step-step yang ada bada flowchart diatas. Dengan penjelasan singkat seperti berikut, pertama kita mulai dengan command start terlebih dahulu. Lalu kita merangkai rangkaian sesuai dengan yang ada pada skematik dengan menggunakan software, contoh software proteus yang saya pakai, kemudian buat rangkaian dengan menempatkan komponen-komponennya sesuai skematik.
Setelah dirancang kita bisa memulai mensimulasi rangkain dengan software tersebut, dan apakah output tegangan sesuai dengan keinginan atau tidak, ada dua opsi bila, simulasi berhasil maka akan berlanjut kelangkah berikutnya yaitu mencetak layout pada kertas. Jika kondisi tidak terpenuhi maka akan dilakukan penganalisa rangkaian pada software tersebut, hingga akhirnya outputnya sesuai.
Dengan mengambil kondisi terpenuhi keinginan untuk output tegangan yang sesuai permintaan, maka langkah selanjutnya adalah untuk mencetak layout jalur rangkaian ke selembar kertas, kemudia kertas tersebut kita fotocopy kedalam kertas transparan, dan kemudian setelah di kertas transparan, kita bisa menstrika rangkaian tadi ke papan vcb dengan bantuan setrika yang panas.
Rangkaian pun akan terlihat garis-garis hitam di papan vcb, maka selanjutnya adalah melakukan penaburan feriklorit pada papan vcb tersebut dengan ditambah air spirtus. Maka rangkaian pun akan terlihat sebagai jalur arus listrik yang mengalir seperti layaknya tembaga.
Papan vcb pun telah siap untuk disisipkan komponen-komponen, pertama dilakukan pengeboran pada papan, agar rangkaian terlubangi dan bisa dipakai untuk menaruh komponen. Dan tak lupa dipasang jumper berupa tulang ikan dan black housing sebagai jalur jumper ke rangkain yang jauh, dan tak lupa komponen disolder dengan baik tanpa ada yang meluber ke rangkaian lain. Agar komponen dapat menepel dengan kuat pada papan vcb.
Dengan papan vcb yang telah siap dan terpasang seluruh komponen, kita memasang papan vcb ke rangka catu daya, atau tutupnya. Memakai kaki-kaki mur dan memasangnya dengan papan vcb. Dengan mengebor rangka terlebih dahulu.
Selanjutnya kita sambungkan sumber listrik dengan kabel steker ke trafo CT, dengan mencocokan mana keluaran trafo yang akan kita ambil, dengan memakai trafo stepdown kita ambil keluaran yaitu 9 V, 18 V dan 18 V juga kita masukan pada inputan rangakain tadi, dan menjumper output pada rangkaian ke jack output yang ada pada rangka, dengan tersedia fuse yang dijumper pula ke rangakain.
Terakhir kita bisa mengukur nilai tegangan ouput dengan menggunakan multimeter dan menganalisa apakah sesuai dengan tegangan output yang diminta pada awal deskripsi diatas atau tidak, jika tidak kita bisa melakukan analisa rangkaian, dan melihat rangkaian apakah rangkaian terpasang sempurna atau tidak.
Proses pembuatan catu daya selesai dibuat sesuai keinginan yang dibutuhkan, dan dapat dipakai sesuai dengan praktikum yang kita lakukan. Dimana diminta tegangan keluaran yaitu 5 V, 12 V, dan 1,25 – 30 V. Itulah proses pembuatan catu daya secara umum dan step-step dalam terjemahannya kedalam flowchart. Yang kita dapatkan sesuai tegangan yang kita inginkan. Cara kerja tersebut telah saya jabarkan diatas, mungkin tidak terlalu detail, karena untuk sisi ke elektro yang ada dalam rangkaian saya tidak bahas lebih dalam, karena aspek yang diangkat adalah step-step umumnya saja.


Pemanfaatan Multimedia

BAB I PENDAHULUAN I.1         Latar Belakang Multimedia tentunya sudah tidak asing terdengar oleh manusia, apalagi multimedia memega...